• Fikih

    Memahami Perbedaan Dua Makna Realitas Fikih: Waqi’ dan Nawazil

    Wacana akan hukum Islam serta kajiannya akan terus melaju secara dinamis dan berkembang mengikuti zaman yang ada. Dalam kajian hukum Islam, pemahaman realitas kontemporer beserta penyelesaian problem-problemnya penting untuk terus didalami agar tidak terjebak dalam fanatisme teks-teks wahyu ilahi. Pada dasarnya kajian fikih kontemporer mencoba memberikan stimulus khalayak umum untuk membuka mata dan wawasan akan keberagaman masyarakat yang amat kompleks. Dengan itu, tulisan ini mencoba mengarahkan pembaca untuk mengenal dua pemaknaan juga konsep utama berkaitan dengan hukum Islam (fikih) yang digunakan untuk memahami realitas yang eksis. Takaran Definisi Setiap Maknanya Fikih waqi’ dan nawazil merupakan dua konsep yang berdiri dalam…

  • Kolom

    Menuju 14 Tahun Kepergian Gus Dur : Memorabilia Anekdot Sang Guru Bangsa

    Lain daripada yang lain, kiranya itu yang cocok disematkan kepada Presiden keempat kita. Gus Dur, adalah sosok idola bangsa, dengan kebersahajaan serta pembawaan sense of humor yang tinggi. Humor-humor yang Gus Dur buat adalah cerita-cerita anekdot yang dilayangkan pada tokoh-tokoh kenegaraan, pejabat-pejabat di bawahnya, hingga sampai pada tokoh-tokoh keagamaan. Walau kepemimpinannya tak berlangsung lama, tetapi guyonan-guyonan Gus Dur selalu renyah jika diulang kembali. Sense of humor merupakan kepekaan pada segala hal yang berbau humor. Mudahnya, orang yang mempunyai sense of humor tinggi akan merespon segala sesuatu di depannya sebagai bahan lelucon dengan mudah. Orang dengan sense of humor yang tinggi…

  • Filsafat

    Takdir Menurut Imam Al-Ghazali: Sisi Paradoksial dan Analogi

    Persoalan keimanan mengenai takdir kerap menjadi persoalan yang mengundang perdebatan panjang hingga rumit diselesaikan. Terlebih jika regulasi terkait takdir tersebut pada situasi dan konteks tertentu bergesekan dengan perkara lain yang juga menjadi tata hukum sendiri pada aspek lain dalam syariat Islam. Pada situasi seperti itu, pandangan moderat yang mengakomodasi kedua sisi perlu diketengahkan. Salah satu contoh pola dari permasalahan tersebut adalah seperti ketika kita menjumpai suatu kemungkaran, perbuatan dosa, ataupun hal-hal yang dilarang oleh syariat. Pada posisi itu, sebagai yang mengetahui dan menyadari jika yang terjadi di depan mata menyalahi aturan syariat, kita bertanggung jawab untuk menegur hingga meluruskan. Buku-Buku…

  • Al-Qur'an

    Inovasi Tafsir Tematik : Maudhu’i bi al-Harfi

    Kompleksitas disiplin keilmuan dan bias-bias kepentingan mufasir dalam tafsir menyebabkan tafsir jauh dari esensi utamanya yaitu mempermudah manusia dalam menggapai petunjuk Al-Qur’an. Oleh karena itu diperlukan pembaharuan dalam tafsir yang dapat mengembalikan esensi tafsir. Tafsir harus mendekatkan pemahaman Al-Qur’an kepada manusia sehingga mereka dapat menyelesaikan problematika dan tuntutan kehidupan dengan Al-Qur’an. Salah satu semangat yang diusung dalam tafsir periode modern cenderung menekankan pada gagasan praktis yang berkaitan dengan masalah umat. Stagnasi pemikiran yang terjadi di kalangan umat Islam, salah satunya dilatarbelakangi oleh sulitnya mendialogkan antara realitas teks keagamaan dengan realitas kehidupan yang dihadapi. Salah satu metode yang ditawarkan dalam pembaharuan…

  • Filsafat

    Filsafat Sejarah : Menyoal Definisi, Filsafat Timur, hingga Pandangan Al-Ghazali Tentang Filsafat

    Mendefinisikan Filsafat Sejarah Filsafat sejarah terdiri dari dua kata, pertama yakni filsafat, kedua “sejarah”. Kata Filsafat berasal dari kata falsafah yang mempunyai arti hikmah,[1] falsafah adalah kata diluar kosakata bahasa arab atau istilahnya dikenal dengan kata yang mu’arrab. Kata falsafah meminjam dari kata yang berasal dari Yunani yaitu philosophia[2] yang berarti kecintaan pada kebenaran (Wisdom). Philosophia lalu digeser logat bahasanya ke Bahasa Indonesia menjadi filsafat atau filosofi. Filsafat memiliki definisi yang sangat banyak dan bervariasi. Filsafat pada awalnya bermakna al-hikmah. Al-Arabi dalam kitabnya fushus al-hikam mengemukakan bahwasanya yang dimaksud al-hikmah ialah proses mencari hakikat suatu perbedaan.[3] Menurut al-Raghib, yang dinamakan…

  • Filsafat

    Puncak Epistemologi Al-Ghazali

    Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali adalah seorang teolog dan filsuf muslim besar dari persia, yang dikenal sebagai al-Gazel di dunia Barat pada abad pertengahan. Gelar al Hamid yang dinisbatkan kepadanya ialah nama putranya yang sudah meninggal saat masih bayi. Di puncak kejayaannya semua orang  terkagung dengannya,  karena dia menulis hampir di semua bidang keilmuan. Suatu ketika kakaknya al-Ghazali datang menemuinya dan berkata satu kalimat “Wahai batu asah, sampai kapan kamu menajamkan peralatan pedang pisau dan macam-macamnya, sedangkan  kamu sendiri tidak menjadi tajam” Maksud dari perkataan itu ialah, al-Ghazali setiap hari selalu menajamkan orang lain sedangkan dia sendiri itu tidak…

  • Ulasan

    Urgensi Manthiq dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

    Manthiq atau logika, adalah ilmu yang populer dipelajari dewasa ini oleh para mahasiswa pada umumnya, juga para santri yang telah lama menduduki bangku pesantren. Pada dasarnya, manthiq merupakan kata bentukan (musytaq) dari kata nathaqa-yanthiqu yang berarti berbicara. Pengistilahan logika dengan nama manthiq tidaklah salah, sebab berbicara adalah perilaku yang mestinya melalui aktivitas berfikir terlebih dahulu. Oleh karenanya, dalam hemat penulis sah-sah saja mengistilahkan logika dengan istilah manthiq dengan alasan yang telah penulis sebutkan diatas. Dalam perjalannya, manthiq acap kali menemui jalan terjal. Sebab, tidak sedikit golongan yang menentang keras ilmu ini. Dalam khazanah keilmuan fikih misalnya, kita mengenal imam empat madzhab yang sangat populer itu yang terdiri dari Abu Hanifah, Malik…

  • Ulasan

    Jawa, Budaya, Islam, dan Politik : Menyelami Permainan Latar dan Lakon dalam Karya-Karya Tohari

    Sebuah karya yang lahir dari proses kreatif, memang lahir tidak jauh dari kondisi lingkungan yang mendiaminya. Entah itu penggambaran langsung dari sisi penulis maupun latar yang ditampilkan, semua pastinya memiliki sisi miniatur kehidupan yang didiami oleh penulis. Bahkan karya fiksi sekalipun, tidak akan luput dari hal demikian. Tidak hanya karya sastra negeri ini, bahkan mancanegara pun begitu. Perjumpaan saya pada karya Pak Tohari justru melalui sebuah cerita pendek “Jasa-jasa Buat Sanwirya”. Kisah pilu lakon sang penderes (penyidap nira kelapa) itu justru membawa ciri khas tersendiri, tentang Islam dan benturan tradisi masyarakat saat itu. Sungguh, Pak Tohari telah mengupas setiap latar…

  • Filsafat

    Pesimisme Schopenhauer: Makna Emansipatoris Hidup

    Adalah Arthur Schopenhauer, salah seorang tokoh filsuf yang berasal dari Jerman, yang pada abad ke-19 tertarik untuk memulai kerja-kerja pemikirannnya dalam meneliti bilik-bilik realitas kehidupan manusia yang terpersepsikan oleh pandangan umum sebagai sesuatu yang negatif. Barangkali memang kerena karakter alamiah pemikirannya, disiplin-disiplin pemikiran yang Schopenhauer gagas cenderung berdiri di bawah semangat besar menemukan sisi-sisi positif yang tersembunyi di balik negatifitas. Oleh karenanya termaklumi, jika dalam prinsipnya, tak ada yang tak bermakna dalam kehidupan ini. Di antara medan negatif yang menjadi objek penelitian Schopenhauer adalah perihal pesimisme atau sikap pesimis. Jika dalam budaya sosial masyarakat pesimis itu dianggap buruk dan merugikan,…

  • Fikih

    Kepemimpinan Perempuan di Ranah Publik

    Catatan sejarah sejak abad ke 14 silam mengungkap, bahwa al-Qur’an telah menghapus jenis diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki hak yang sama atas posisi dan keberadaannya di muka bumi. Sebut saja kepemimpinan, di mana dalam prosesnya yang dijadikan pertimbangan hanyalah kemampuan dan pemenuhan kriteria untuk menjadi sosok pemimpin. Sebelum berlanjut, mari melihat ayat 71 surat at-Taubah: وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ Ayat di atas menggunakan kata ‘Auliya’ berarti pemimpin, dan setiap pemimpin tidak hanya merujuk pada laki-laki…