Al-Qur’an senantiasa membangun dialektika dengan peradaban yang ia jumpai. Sehingga hal itu memunculkan satu konsekuensi jika nilai-nilai yang terkadung memunculkan suatu tindakan praktis dalam realitas sosial. Dengan demikian tak heran jika banyak ditemui fenomena sehari-hari yang melibatkan al-Qur’an. Hal ini terjadi karena al-Qur’an sebagai kitab suci memiliki dua aspek penting, yaitu aspek informatif dan aspek peformatif. Aspek informatif dari al-Qur’an ini kemudian melahirkan aneka ragam tafsir. Dari kondisi keragaman tersebut, corak penafsiran tidak lepas dari latar belakang budaya dari sudut pandang mufaasir. Sehingga, hal tersebut melahirkan konsekuensi jika Al-Qur’an ditafsiri dan diresepsi oleh sebuah kebudayaan yang sudah mengakar di…