• Sastra

    Peradilan Untuk Tikus-tikus Si Urip

    Pagi yang tanggung, banyak orang masih tak membuka jaket mereka, sedang matahari sudah berusaha menyeruak dibalik awan abu-abu. Gudang ini selalu kesiangan. Timbangan duduk dan bertumpuk-tumpuk karung gabah saling ogah-ogahan dijamah. Pun apa yang terjadi dengan Urip, ia sudah layu di sebuah kursi. Subuh tadi istrinya sudah jingkrak-jingkrak membangunkan tidur pulasnya. Begitupula Mahda anaknya, ia menjerit-jerit di kamar mandi sambil memanggil-manggil namanya. Urip gelisah dan salah sangka. Desa yang dikiranya sebagai tempat meneduh ternyaman ternyata tak sepenuhnya benar. Urip tak pernah membayangkan ancaman hidupnya melebihi suara kodok-kodok di kubangan lumpur sawah depan rumah. Justru tikus-tikus domestik dari lubang-lubang kalen yang…