Tafsir ayat ini jika kita melompat ke waktu masa lampau, masa dimana tindak kezaliman yang Belanda berlangsung maka sangat kuat jika katakan bahwa apa yang dipahami umat muslim waktu itu tentang jihad adalah berjuang melawan Belanda. Jihad yang dimaksud sangat jelas karena penindasan Belanda yang dilakukan secara terang-terangan ditambah keadaan masyarakat pasca mengalami kekalahan dalam perang Jawa. Dari faktor tersebut maka dapat diartikan makna tafsir yang tersampaikan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk melakukan perjuangan demi membela agama dan bangsa. Untuk terwujudnya keberhasilan perjuangan, dalam tafsir isyari KH. Sholeh Darat menerangkan untuk melakukan jihad akbar terdahulu (melawan hawa nafsu) sebelum melakukan jihad kecil (melawan tindak kezaliman penjajah) karena jika nafsu telah dikalahkan maka akan mempunyai jiwa patriot untuk melawan penjajah.

Saya tak ingin terlarut-larut seakan menggurui, bentuk ekplanasi di atas sejatinya hanya asumsi saya yang terbatas dengan hanya bermodalkan ketakjuban dan kekaguman pada karya kaliber tersebut. Setidaknya, kelahiran Faidl al-Rahmān pada 1309 H/ 1893 M, adalah satu bukti bahwa bangsa kita tetap melahirkan peradaban besar walau tengah dihimpit penjajahan. Dan wujud peradaban itu bukan hanya sekedar warisan tulisan dan pemikiran, melainkan ia juga warisan spirit membela kemerdekaan, spirit membela keimanan, spirit membela kebangsaan, spirit membela kebudayaan, serta spirit-spirit keluhuran lainnya melalui seorang alim Mbah Kyai Sholeh Darat.

Sebagai penutup, setidaknya ada refleksi besar yang sejauh ini perlu kita angkat dan terus disegarkan sepanjang peradaban. Saya menjeda sejenak dan memberanikan diri bertanya, “Masihkah mungkin perjuangan generasi bangsa saat ini akan mengulang perjuangan ala Mbah Kyai Sholeh Darat?, soal perjuangan menguatkan identitas bangsa, jati diri budaya, perjuangan merawat iman, serta perjuangan melawan hegemoni penjajah yang kini berwujud banyak rupa?.”

Tabik.

By Hisam Rais

Santri dan Mahasiswa. Setelah nyantri di Gontor melanjutkan ke Al-Iman Ponorogo dan Ponpes Padureso Kebumen. Menyelesaikan studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga dan kini tengah melanjutkan Magister Studi Islam di UIN Malang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *