Pemikiran Tasawuf Nusantara : Ajaran Tasawuf Syekh Yusuf Al Makasari

Dalam perjalanannya, Ilmu Tasawuf mendapati banyak sekali dinamika pemahaman. Baik tuduhan negatif maupun arus gelombang pengikut tradisi kesufian yang positif, kesemuanya memberikan warna dalam khazanah keislaman. Dalam definisi dasarnya, Ilmu tasawuf adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana kita mendekatkan diri kepada sang pencipta manusia dan sekalian alam beserta isinya baik yang nampak maupun tak kasat mata, Allah Swt. Sebagian besar orang masih  berdebat bahwa Ilmu Tasawuf bukan dari ajaran Islam sepenuhnya. Namun, mereka yang dating dengan tuduhan tersebut tidak mampu memberikan bukti yang nyata itu benar adanya. Selain itu, sejauh ini kita hanya melingkupi diri dengan mengenal tokoh-tokoh tasawuf yang masyhur saja, seperti Rabiah Al-Adawiyah, Abu Yazid Al-Bustami, Abu Manshur Al-Hallaj, Hasan Al-Bashri, Ibnu Arabi, hingga Maulana Rumi.

Narasi tentang Ilmu Tasawuf seringkali hanya sampai pada paham bahwa ajaran-ajaran esoteris dan kebatinan ini hanya dibawa oleh para sufi besar di timur tengah atau wilayah sekitarnya. Padahal, jika kita cermati mendalam, Ilmu Tasawuf juga diresepsi oleh banyak kalangan, termasuk orang-orang nun jauh dari dataran timur tengah. Nusantara semisal, tanah yang kita tempati saat ini juga memberikan warna tersendiri untuk corak ajaran Tasawuf itu sendiri. Sederet tokoh besar sufi Nusantara juga perlahan mulai diangkat kembali konsep-konsep pemikirannya dalam diskusi-diskusi serta mulai diulas kembali karya-karyanya.

Dari sekian banyak tokoh besar tersebut, dalam hal ini penulis hendak membawa pembaca sekalian pada salah satu tokoh besar sufi yang mendiami tanah Sulawesi. Dialah Syekh Yusuf Al-Makasari yang menjadi tokoh sentral di tengah masyarakat Sulawesi, wabilkhusus dataran Makassar. Bahkan, atas besarnya keterpengaruhan yang ia berikan, nama Yusuf Al-Makasari tercatat sebagai salah satu tokoh nasional negeri ini.

Biografi

Syekh Yusuf Al-Makasari dilahirkan pada tanggal 8 Syawal 1036 H atau 3 Juli 1629 M. Dia adalah seorang tokoh sufi agung yang berasal dari Sulawesi. Pada masa itu, Sulawesi baru saja kedatangan tiga penyebar Islam. Mereka ialah Datuk Ri Bandang dan kawan-kawannya dari Minangkabau. Dia menambahkan nama belakangnya dengan Bahasa Arab “Al-Makasari” dalam salah satu karangannya. Nama belakangnya itu adalah nama kota di Sulawesi Selatan (Ujung Padang). Sejak dini, naluri alami Syekh Yusuf menunjukkan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan Islam. Dalam waktu yang relatif singkat, ia menyelesaikan belajar 30 juz Al-Qur’an. Setelah menguasai dan menghafal Al-Quran, beliau mempelajari ilmu-ilmu lain seperti ilmu nahwu, ilmu sharaf, maani, badi’, balaghah dan manthiq. Dia juga mempelajari fiqh, ushuluddin dan  tasawuf. Ilmu yang terakhir dipelajari tampak lebih selaras dengan kepribadiannya, ilmu tasawuf.

            Syekh Yusuf hidup dalam kondisi masyarakat yang sangat dekat dengan spiritualitas. Hal itu tercermin dalam laku kehidupan mereka yang mementingkan hal-hal rohani dari sekedar materi. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai agama dan kepercayaan yang cenderung ke arah tersebut.

Dalam perjalanannya mengenal tasawuf, Syekh Yusuf mengunjungi Yaman. Di kota ini beliau mendapat tarekat dari Syekhnya yang terkenal yaitu Syekh Abi Abdullah Muhammad Baqi Billah. Ilmu tarekat yang dipelajarinya cukup banyak, bahkan melebihi para ulama pada masa itu dan saat ini. Secara Singkat, ijazah Tarekat-tarekat Syekh Yusuf yang diterima oleh guru tarekatnya, diantaranya:

  1. Tarekat Qadiriyah yang diterimanya dari Syeikh Nuruddin ar-Raniri di Aceh,
  2. Tarekat Naqsyabandiyah yan diterimanya dari Syeikh Abi Abdullah Abdul Baqi Billah (lahore India).
  3. Tarekat Syathariyah yang diterimanya dari Ibrahim Al-Kurani di Madinah.
  4. Tarekat Khalwatiyah yang diterimanya dari Abul Barakat Ayub bin Ahmad bin Ayub al Khalwati al Quraisyi di Damaskus, Syeikh ini adalah imam di Mesjid Muhyiddin Ibnu Arabi, dan lain-lainnya.
  5. Tarekat AsSaadah AlBaalawiyah diterimanya dari Sayyid Ali di Zubeid/Yaman.

Kesemua tarekat yang telah dipelajari Syeikh Yusuf tersebut mempunyai silsilah yang bersambung hingga kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, semua silsilah itu belum ditemukan, kecuali silsilah Tarekat Naqsabandiyah dan Syathitiyah yang terdapat pada salah satu tulisan tangannya.

Silsilah Tarekat Naqsabandiyah

>Syekh Yusuf Makasar

> Syekh Muhammad Baqi Billah Al-Lahore (India)

> Syekh Maulana Khaujani Al-Amkani

> Syekh Darwis Muhammad

> Syekh Muhammad Zahid

> Syekh Muhammad Ubaidillah Ahrari As-Samarkandi

> Syekh Yaqub Al-Jarkhi Al-Khashari

> Syekh Muhammad Akauddin Al-Athari

> Syekh Bahauddin An-Naqsyabandi

> Syekh Sayid Asy-Syarif Al-Amir Kulal

> Syekh Muhammad Baba’s Samasi

> Syekh Ali Ramitani

> Syekh Muhammad Anjiri Al-Faqhnawi

> Syekh Arif Siyukiri

> Syekh Abdul Khaliq Al-Fujauwani

> Syekh Abi Yusuf Ya’qub bin Ayub Al-Hamdani

> Syekh Ali Al-Farmadi

> Syekh Hasan Al-Kharqani

> Abu Yazid Al-Bustami atau Thaifur bin Isa

> Syekh ja’far Ash-Shidiq

> Syekh Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq

> Syekh Salman Al-Farisi

> Nabi Muhammad SAW

> Malaikat Jibril atas titah perintah Allah SWT.

Silsilah Tarekat Syathiriyah

            Adapun silsilah Tarekat Syathiriyah, yaitu Syekh Yusuf menerimanya dari Syekh Ibrahim Al-Kurani Dan juga mengadakan muzakarah, dengan Syekh Abdur Rauf bin Ali Al-Fansuri. Silsilahnya ialah:

> Syekh Yusuf Makasar

> Syekh Ibrahim Al-Qurani  Madinah

> Syekh Ahmad Al-Qusyasyi Makkah

> Syekh Abil Mawahib Abdullah bin Ahmad At-Tanawi Thaiyibullah

> Sulthanul Arifin Saidi Shabbqhatullah

> Saidina Wajhuddin Al-‘Alawi

> Saidini Muhammad Ghaust

> Syekh Haji Hushur

> Aulia’ul Arifin Syekh Hadiatullah Satmasat

> Syekh Qadhin Asy-Syathiri

> Syekh Abdullah Asy-Syathiri

> Al-Arif Billah Ar-Robbani Syekh Hadqli

> Syekh Al-Muhaqqiqin

> Syekh Abil Muzaffar Ath-Thausi

> jami’ul Autad Syekh Abil Muzaffar Ath-Thausi

> Quthbul Autad Syekh Yazid Al-Asyyaqi

> Al-Arif Billah Syekh Muhammad Al-Maghribi

> Ruhaniyah Rulthanul Arifin Auli’a Allah Al-Muhaqqiqin Abi Yazid Al-Bishtahami

> Ruhaniyah Iman Ja’far Shadiq

> Ruhaniyah Imam Muhammad Baqir

> Al-Imam Zainal Abidin

> Al- Imam Husaen bin Ali Asy-Syahid

> Al- Imam Masyruq wal Maghrib Saidina Ali bin Abi Thalib

> Nabi Muhammad SAW

> Malaikat Jibril a.s , atas titah perintah Allah SWT.

Ajaran Tasawuf Syekh Yusuf Al-Makasari

Berbeda dengan kecenderungan kaum tasawuf awal yang menjauhi kehidupan duniawi, Syekh Yusuf mengutarakan bahwa model tasawufnya berangkat dari asumsi dasar bahwa ajaran Islam terdiri dari dua aspek, yaitu lahir (syariah) dan batin (hakikat). Titik inilah yang mendasari perbedaan pemikiran Syekh Yusuf dengan ajaran sufi tradisionalis lainnya. Baginya, syariat dan hakikat adalah dua sisi yang beriringan serta harus diperhatikan dan juga diamalkan sebagai satu kesatuan yang utuh.

Meskipun ia menganut transendensi Tuhan, ia percaya bahwa Tuhan merasuki segala sesuatu dan selalu dekat dengan sesuatu. Menyadari hal tersebut, Syekh Yusuf mengembangkan istilah al-ilathah (menutup-nutupi) dan al-ma’iyyah (partisipasi). Kedua istilah tersebut menjelaskan bahwa Tuhan turun (tazul), sedangkan manusia naik (taraqi), suatu proses spiritual yang mengikat keduanya. Syekh Yusuf menegaskan, proses ini berupa kesatuan eksistensi antara manusia dan Tuhan. Karena al-ihathah dan al-ma’iyyah Allah terhadap hamba-Nya adalah  ilmu.  Menurutnya juga, fana’ adalah hamba yang tidak mempunyai kesadaran akan dirinya, merasa tidak ada, hanya  menyadari dirinya sebagai pribadi yang menjelma, mengenali dirinya dan merupakan penjelmaan. Pandangannya di atas tentang Tuhan pada umumnya mirip dengan wahdaat Al-Wujuud dalam filsafat mistik Ibnu Arabi.

Syekh Yusuf berbicara pula tentang insaan kaamil  dan proses penyucian jiwa. Ia mengatakan bahwa seorang hamba akan tetap hamba walaupun telah naik derajatnya, dan Tuhan akan tetap Tuhan walaupun turun pada diri hamba. Dalam proses penyucian jiwa, ia menempuh cara moderat. Menurutnya, kehidupan dunia bukanlah untuk ditinggalkan dan hawa nafsu harus dimatikan. Sebaliknya, hidup diarahkan untuk menuju Tuhan. Gejolak hawa nafsu harus dikendalikan melalui tertib hidup dan disiplin diri atas dasar orentasi ketuhanan yang senantiasa melindungi manusia. Berkenaan dengan cara-cara menuju Tuhan, ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.

Pertama, tingkatan akhyar (orang-orang terbaik), yaitu dengan memperbanyak shalat, puasa, membaca Al-Quran, naik haji, berjihad di jalan Allah SWT. Kedua, cara mujahadat asy-syaqa’ (orang-orang yang berjuang melawan kesulitan), yaitu latihan batin yang keras untuk melepaskan perilaku buruk dan menyucikan pikiran serta batin dengan lebih memperbanyak amalan batin  beserta melipatgandakan amalan-amalan lahir. Ketiga, cara ahl adz dzikr, yaitu jalan bagi orang yang telah kasyaf  untuk berhubungan dengan Tuhan, yaitu jalan bagi orang-orang yang mencintai Tuhan, baik lahir maupun batin. Mereka sangat menjaga keseimbangan kedua aspek ketaatan itu.

Dengan demikian, Syekh Yusuf membawa satu wajah baru tentang tasawuf. Ia menurunkan stigma bahwa tasawuf dipandang hanyalah ajaran kebatinan yang sulit diterima akal. Padahal, bagi pendapatnya, tasawuf justru satu dimensi penggerak dari segala laku ibadah. Manusia tetaplah harus menjalani kehidupan realitas kenyataannya dengan pedoman-pedoman sisi spiritualitasnya dalam dunia kebatinan.

Referensi :

Hawash Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara, Al-Ikhlas, Surabaya, 1990.

Drs.H. Mahfud, M. Ag, Ilmu Tasawuf, STAIN, Cirebon. 2009.

Rosihon Anwar & Mukhtar Solihin, Ilmu Tasawuf, cet. II, Bandung: Pustaka Setia,2004

Abu Hamid, Syekh Yusuf Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang, Jakarta:Yayasan Obor,1994,

Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag, Akhlak Tasawuf,Ed.Rev, Bandung : Pustaka Setia, 2010.

Kayan Manggala

Sang pembelajar sejati. Ia selalu belajar apapun dengan hati. Ia adalah santri sejati. Ia alumni Pondok Pesantren Fathul Qur'an Cirebon. Ia juga alumni Institut Studi Islam Fahmina. Sekarang, Ia sedang Melanjutkan kuliah di Magister Studi Islam Pascasarjana UIN Malang

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *